Written on 23.47 by Ed's-HRM
Rutinitas
atau Berubah
Sudah cukup lama tidak menulis lagi
mengenai kegiatan dalam dunia ke sdm an perusahaan, hal ini disebabkan beberapa
hal, yang salah satu diantaranya mengenai berpindahnya lokasi kerja penulis.
Berpindahnya lokasi kerja juga karena penulis keluar dari perusahaan dan masuk
ke perusahaan lain, dalam rentang 6 tahun telah ada 4 perusahaan yang telah
menggunakan tenaga penulis dalam mengelola sdm perusahaan, dengan berbagai
bidang bisnis perusahaan yang berbeda, untuk itu penulis mencoba memberikan
gambaran mengenai pengelolaan sdm pada perusahaan yang berbeda.
Ketika masuk dan keluar dari sebuah
perusahaan kemudian masuk kembali ke Perusahaan lain, mungkin ada yang berfikir
bahwa penulis merupakan “kutu loncat” ataupun nama-nama lain yang bisa membuat
setiap orang berfikir secara negatif ataupun positif, jadi silahkan itu
diserahkan kepada masing-masing individu atau personal. Namun terlepas dari
itu, yang akan ditulis disini adalah pengalaman penulis ketika bekerja di
beberapa perusahaan dengan mengambil sudut pengelolaan sdm perusahaan, ada hal
yang menarik untuk disampaikan yaitu adanya kesamaan dan perbedaan atas permasalahan
yang dihadapi dalam mengelola sdm di masing-masing perusahaan, mulai dari
kesamaan prilaku sehari hari karyawan perusahaan dalam bekerja dan merespon
setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sdm perusahaan serta reaksi
yang timbul sehingga harus ditanggapinya reaksi-reaksi itu. Adanya sudut
pandang yang berbeda dalam menanggapi reaksi-reaksi itu tentu menjadi permasalahan yang harus diselesaikan agar
tidak menjadi awal dari permasalahan baru.
Ketika ada permasalahan yang
berkaitan dengan ke sdm an, seyogyanya dengan segera para pengelola sdm
perusahaan melakukan evaluasi dan mengambil keputusan yang bisa memberikan rasa
adil bagi karyawan perusahaan walaupun rasa adil itu menjadi relatif dalam
implementasinya. Personal yang berkecimpung dengan dunia sdm perusahaan
tentunya punya pola pemecahan masalah yang berbeda dalam mengelola sdm
perusahaan, perbedaan itu disebabkan dapat saja disebabkan oleh bidang bisnis, lokasi perusahaan dan juga
karakteristik karyawan yang bekerja pada perusahaan, sementara dilain pihak
untuk sistem atau metode pengelolaan sdm hampir tidak banyak perbedaan untuk
setiap perusahaan.
Dapat dijelaskan bahwa perbedaan
bidang bisnis setiap perusahan, tentunya akan membuat adanya perbedaan dalam
menyusun sistem pengelolaan sdm perusahaan karena setiap perusahaan mempunyai
visi dan misi sendiri, selain itu dari jumlah tenaga kerja bila dikaitkan
dengan bisnis perusahaan, tentu berbeda perusahaan yang menggunakan tenaga
kerja ribuan jumlahnya (massal) dalam menggerakkan roda usahanya seperti misalnya
pada pabrik-pabrik yang beorientasi pada industri garmen, bagi perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak seperti itu tentu akan berbeda
dalam pengelolaan sdmnya dengan bisnis yang bersifat khusus terutama yang
berkaitan dengan industri yang memerlukan kreatifitas individual seperti
misalnya bidang konsultan. Artinya jika untuk industri yang bersifat massal
maka problemnya lebih kepada bagaimana mengelola bidang hubungan industrial dan biasanya pada bidang
ini lebih menekankan pada aspek normatif seperti Peraturan Perusahaan dan UU
ketenagakerjaan sehingga para pengelola sdm perusahaan disini akan lebih
melakukan pekerjaan rutin saja atau lebih banyak bidang administratif saja,
walaupun ini tidak mutlak seperti itu. Sementara untuk bisnis yang bersifat
khusus tentunya akan menuntut para pengelola sdm perusahaan untuk berbuat lebih
lagi, khususnya pada bidang sistem pengelolaannya karena kondisi bisnis yang
terus berubah sejalan dengan waktu sehingga harus terus menyesuaikan. Sebagai
perbandingannya dapat diberikan atau digambarkan contoh sebagai berikut : dalam
hal pemberian gaji karyawan perusahaan pada industri massal, tidak diperlukan
sistim gaji yang rumit, biasanya cukup dengan menyesuaikan gaji yang ada dengan
perubahan Upah Minimum Propinsi. UMP biasanya dijadikan acuan dalam menetapkan
atau merubah besaran penggajian karyawan, sementara pada industri khusus akan akan
dibuat sistim penggajian yang berdasarkan kepada kemampuan atau kinerja dalam
menetapkan maupun merubah besaran penggajian serta menyesuaikan dengan
perkembangan bisnis perusahaan, demikian juga dengan sistem rekrutmentnya tentu
akan sangat berbeda terutama dengan mengambil basis atau dasar rekrut tenaga
kerjanya. Kedua jenis bidang bisnis diatas adalah yang kalau ditarik lurus
berada pada ujung yang berbeda dari
garis itu. Sementara untuk industri yang berada diantara kedua ujung akan
menyesuaikan dengan metode pendekatan kearah industri massal atau kearah industri
khusus.
Mengenai lokasi perusahaan, ada hal
yang membedakan pada proses kegiatan pengelolaan sdm perusahaan terutama yang
berkaitan dengan proses rekrutmen karyawan, biasanya pada proses rekrutmen yang
menjadi fokus perusahaan adalah menjaring tenaga kerja potensial yang nantinya
diharapkan mampu bekerja maksimal di perusahaan. Tenaga kerja potensial ini
akan lebih kompetitif lagi bila calon yang mendaftar cukup banyak dan sesuai
kriteria, menjaring tenaga kerja seperti ini tentu merupakan tantangan
tersendiri dalam merekrutnya. Namun bagaimana jika lokasi perusahan berada pada
area tertentu dengan sangat terbatasnya tenaga kerja potensial sementara
masyarakat yang berada dilingkungan perusahaan cukup banyak dan menginginkan
untuk dapat bekerja disitu, hal ini sering terjadi dan menjadi permasalahan
tersendiri. Merekrut berdasarkan lokasi perusahaan misalnya jika berlokasi di
kota besar atau mengacu kepada masyarakat perkotaan, mereka dapat memilih sendiri tempat bekerjanya karena dapat
lapangan pekerjaan sangat beragam sehingga beban untuk menghadapi mereka secara
head to head menjadi kecil kemungkinannya terjadi namun sebaliknya apabila
perusahaan berada di lokasi yang minim lapangan pekerjaan maka tentu perusahaan
yang berlokasi di tempat itu akan terus menghadapi masyarakat sekitar, apalagi
saat ini sekelompok masyarakat dapat membuat lembaga-lembaga swadaya masyarakat
(LSM) untuk berhubungan dengan perusahan dan cenderung dibentuk untuk
kepentingan-kepentingan sesaat saja, terutama yang berkaitan dengan lapangan
pekerjaan. Tidak jarang sering terjadi pergesekan fisik antara pengelola
perusahaan dengan masyarakat sekitar, sehingga instansi terkait harus terus
terlibat dalam penyelesaian permasalahan, untuk itu agar meredam pergesekan itu
diperlukan peran pemerintah daerah itu membuka lapangan kerja lebih luas lagi.
Untuk karakateristik karyawan, yang
dimaksud karakteristik karyawan adalah bagaimana prilaku karyawan dalam
bereaksi menghadapi atau mendapat sebuah masalah yang kemudian disampaikan
kepada para pengelola sdm perusahaan. Secara umum karakteristik ini sangat
berkaitan dengan budaya lokal atau adat istiadat daerah itu namun disitulah
letak keunikan dari setiap daerah, namun hal ini juga harus difahami dan disikapi secara arif agar
dalam memberikan solusinya tidak menjadi permasalahan yang baru.
Untuk daerah-daerah tertentu, ada
kecenderungan anggota masyarakat dilingkungan perusahaan yang melakukan tindak
kekerasan untuk mencapai keinginannya dan ini sering terjadi, jika perusahaan
tidak mampu lagi mereamnya maka untuk meredamnya atau menanggulanginya, beberapa
perusahaan terpaksa harus mengeluarkan dana lagi untuk pengamanan dan biasanya dengan
bekerjasama dengan aparat kepolisian maupun TNI.
Kembali kepada contoh, bagaimana jika
kita menarik garis lurus seperti diatas maka jika dimulai dari ujung yang
berupa industri massal sampai dengan ujung berikutnya berupa industri khusus,
akan semakin terlihat perbedaannya, itu dapat terlihat ketika terjadi persoalan
yang mungkin sama secara jenisnya maka penjelasannya dan bentuk penerimaannya,
akan bergerak dari yang sulit menuju ke yang lebih mudah, misalnya ketika kita
berbicara mengenai peraturan perusahaan, maka pemahaman akan lebih sulit
menerima menuju ke yang dapat cepat menerima. Namun sebaliknya ketika kita
berbicara mengenai gaji maka pergeserannya jadi dari yang mudah menerima menuju
ke sulit menerima. Demikian juga pada saat proses rekrutment karyawan maka arah
pergeserannya dari yang cepat terekrut menuju sulit terekrut.
Dari uraian-uraian beserta contoh
singkatnya diatas, akan terlihat jelas bahwa proses pengelolaan sdm perusahaan akan
memberikan kontribusi kepada para pengelolanya apakah mereka “terjebak” dalam
pekerjaan rutin atau para pengelolanya yang terus untuk melakukan perubahan, untuk
itu bagi kita, para pengelola sdm perusahaan tentunya diberikan kesempatan
untuk memilih pada garis lurus diatas untuk berada pada titik mana kita akan
mulai bekerja sebagai pengelola sdm perusahaan.
