MaBiBo
Written on 18.56 by Ed's-HRM
Bagi sebagian orang judul diatas bukanlah sesuatu yang baru atau mungkin bagi sebagian orang lagi judul diatas pernah mendengar dan tahu tetapi karena judul diatas sudah jarang digunakan sehingga kita tidak ingat lagi akan tetapi mungkin saja bagi sebagaian lagi judul diatas masih terasa asing karena belum pernah mendengar atau tahu tentang mabibo. Untuk itu maka pada bahasan kali ini saya mencoba membuka cakrawala ingatan kita tentang judul diatas. Mabibo merupakan sebuah singkatan dari kata-kata Mau Bisa Boleh dan apa essensi dari ketiga kata itu bagi kita para pengelola SDM perusahaan.
Dalam sebuah proses pengembangan SDM perusahaan maka setiap karyawan diberi hak untuk mengembangkan dirinya dan perusahaan wajib memfasilitasi semua kegiatan pengembangan itu baik dari sisi programnya maupun sarana infrastrukturnya. Namun ketika yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana kemauan karyawan untuk mengembangkan diri sendiri karena tanpa ada kemauan dari yang bersangkutan maka setiap program akan menjadi sia-sia dan tidak akan menghasilkan sesuatu sesuai harapan perusahaan. Kemauan adalah sebuah sikap yang melekat pada masing-masing individu sebagai dorongan yang kuat untuk melakukan sesuatu baik itu karena adanya faktor dari luar maupun yang terdorong dari dalam (motive) karena itu jika seorang tidak terdorong oleh dirinya sendiri maka kita sebagai pengelola harus mampu membaca situasi ini dengan memberikan dorongan atau semangat untuk membangkitkan kemauan itu.
Ketika seorang individu sudah terlihat mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengembangkan dirinya maka hasil akhir dari itu adalah kemampuan yang akan dimiliki oleh individu tersebut, kemampuan inilah yang dalam konteks bahasan kita disebut Bisa. Kita menyakini bahwa tanpa ada kemauan seorang individu akan mengalami kesulitan nantinya karena tidak akan ada kemampuan yang dimilikinya, seseorang harus menabur maka ia akan menuai hasilnya. Bagi kita para pengelola SDM perusahaan tentunya ketika para karyawan sudah mempunyai kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan maka dampaknya tentu akan meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri dan inilah salah satu peran strategis dari unit atau bagian Pengembangan SDM didalam organisasi perusahaan.
Setelah adanya kemauan dan kemampuan (bisa) yang ditunjukkan oleh seorang karyawan maka tahapan berikutnya adalah bagaimana perusahaan memberikan kepercayaan dengan tanggung jawab yang lebih kepada karyawannya atas kegiatan pekerjaan sehari-hari atau yang lebih kita kenal disebut dengan promosi. Tahap inilah yang dalam bahasan kali ini kita sebut Boleh, karena ketika seorang karyawan dengan kemauan yang tinggi dan kemampuan yang melebihi dari karyawan lain maka kepadanya harus diberikan kesempatan (boleh) untuk mendapatkan kenaikan jabatan (promosi), hal ini berkaitan juga dengan dorongan (motif) orang untuk bisa berprestasi lebih tinggi lagi sehingga yang bersangkutan merasa adanya penghargaan atas jerih upayanya.
Persoalan yang muncul berkaitan dengan kesempatan adalah :
- Formasi yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah karyawan yang akan mengisi artinya masih banyak supply dibanding demand. Perbedaan ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan perusahaan sementara kecepatan pengembangan SDM demikian tinggi, dampaknya adalah manajemen akhirnya menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sengaja “diadakan” agar bisa mengakomodir semuanya.
- Manajemen mengintervensi sistim karier dengan menempatkan orang kepercayaan pada posisi tertentu sehingga menutup kesempatan orang lain yang notabene mempunyai kemampuan lebih diatas.
- Ketidakpercayaan manajemen kepada para pengelola SDM perusahaan dalam proses penempatan (placement) dengan mengambil alih prose situ secara keseluruhan.
Dengan permasalahan yang muncul seperti diatas maka ketika kesempatan orang menjadi sempit dan tentu akan membuat motivasi karyawan untuk berprestasi menjadi turun, akibatnya program pengembangan SDM pun tentunya menjadi akan stagnan dan akhirnya hanya akan menjadi “hiasan” saja dalam perusahaan.
Ketiga tahapan yang kita sebut mabibo tadi merupakan sebuah program pengembangan SDM perusahaan sehingga sepatutnya kita harus benar-benar mengelola dengan baik, terutama mempersiapkan infrastrukturnya termasuk didalam rencana karier dan program suksesi. Banyak contoh perusahaan yang sudah menerapkan ini salah satunya adalah PT. Telkom, perusahaan ini bisa dijadikan referensi untuk atau sebagai bahan banding.
Jika kita kembali ke judul bahasan kali ini yaitu tentang adanya kemauan merupakan hal yang paling utama dalam diri karyawan dan untuk mendeteksinya kita bisa gunakan dalam perangkat psikologi test, artinya kemauan bisa merupakan bawaan individu sehingga ini adalah input dari proses itu sendiri kemudian kemampuan adalah hasil dari sebuah proses pengembangan baik difasilitasi maupun tidak, karena pada dasarnya manusia punya keinginan untuk belajar dan ini selalu muncul dari dalam dirinya. Sementara itu kesempatan harus difasilitasi oleh perusahaan, jika tidak maka orang akan melihat perusahaan lain yang akan memberikan kesempatan, ini akan berakibat kepada turn over yang tinggi.
Ada sebuah kesimpulan yang dapat kita tarik bahwa ketiga tahapan ini merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan karena ketiganya merupakan sebuah sistim, jadi akan terus berjalan secara berkesinambungan tanpa putus kecuali ketika orang atau karyawan masuk usia pensiun atau resign ditengah jalan.
If you enjoyed this post Subscribe to our feed